28 April 2024

LP3M UG Sukses Gelar Seri Diskusi GEF-SGP Indonesia

0

Forum multi stakeholder dalam bentuk seri diskusi dengan tema: Masyarakat Sejahtera Hutan Konservasi Terjaga di Kedai Kopi D’Gazebos Desa Talumelito, Sabtu (13/1) akhir pekan lalu. (Foto : istimewa)

KAMPUS (RG.COM) – Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Gorontalo (LP3M UG) sukses menggelar forum multi stakeholder dalam bentuk seri diskusi dengan tema: Masyarakat Sejahtera Hutan Konservasi Terjaga di Kedai Kopi D’Gazebos Desa Talumelito, Sabtu (13/1) akhir pekan lalu.

Diskusi digelar bersama Pusat Kajian Ekologi Pesisir Berbasis Kearifan Lokal (PKEPKL) Jurusan Biologi FMIPA UNG.

Diskusi tersebut digelar terkait dengan GEF-SGP (Global Environment Facility Small Grants Programme) Indonesia.

GEF-SGP Indonesia adalah program pendanaan lingkungan yang didukung oleh GEF yang dilaksanakan oleh UNDP mewakili lembaga-lembaga pelaksana GEF lainnya, misalnya Bank Dunia dan UNEP.

GEF SGP Indonesia Fase 7 memberikan prioritas daerah kerja di sekitar Daerah Aliran Sungai Bodri (DAS), Jawa Tengah, Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangtieng, Sulawesi Selatan, Suaka Margasatwa (SM) Nantu dan wilayah Taman Hutan Raya (TAHURA) Gorontalo, dan Pulau Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.

Program ini bertujuan untuk memberikan fasilitas pendanaan kepada kelompok masyarakat dan lembaga swadaya yang sedang menghadapi tantangan ekologis dengan cara-cara dan teknologi yang inovatif, mandiri dan terjangkau melalui pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan.

Fokus bidang kerja yang didukung adalah konservasi keanekaragaman hayati berbasis masyarakat, mitigasi perubahan iklim, penggunaan energi ramah lingkungan, dan rehabilitasi lahan kritis pada ekosistem-ekosistem yang memiliki manfaat lingkungan global.

Program GEF SGP Indonesia, adalah sebuah program dana hibah kecil untuk membantu kelompok masyarakat yang rentan terhadap perubahan lingkungan, diimplementasikan oleh UNDP, dan dilaksanakan oleh Yayasan Bina Usaha Lingkungan.

Kepala LP3M UG, Dr. Drs. Dikson Junus, M.PA mewakili Rektor saat membuka diskusi dalam sambutannya menjelaskan, program GEF-SGP Fhase 7 adalah kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yang menunjang pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi dan dalam penilaian kerja kerja sama UG.

“Dan program GEF-SGP masuk dalam kriteria kerja sama internasional karena ada keterlibatan organisasi internasional yaitu UNDP dan Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL),” ungkap Dr. Dikson.

Ia menjelaskan, diskusi tersebut merupakan bagian dari inisiatif GEF SGP Indonesia Fase 7, yang memberikan prioritas pada daerah sekitar Daerah Aliran Sungai Bodri (DAS), Jawa Tengah, Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangtieng, Sulawesi Selatan, Suaka Margasatwa (SM) Nantu, Taman Hutan Raya (TAHURA) Gorontalo, dan Pulau Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.

“Seri diskusi ini memiliki tujuan utama untuk memfasilitasi pembelajaran bersama dan memperkuat peran para pemangku kepentingan (stakeholder) melalui inisiasi Mitra GEF SGP di wilayah desa dampingan sekitar hutan SM Nantu dan Tahura BJ Habibie,” imbuhnya.

Selain itu, kegiatan ini diarahkan untuk mendiskusikan langkah-langkah konkrit guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal yang tengah menghadapi tantangan ekologis.

“Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat lokal, diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif dan mandiri dalam pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan,” terangnya.

Ia mengaku, hasil dari diskusi itu menunjukkan kesepakatan yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung implementasi program GEF SGP di Gorontalo.

Dari diskusi itu menghasilkan dua poin penting, pertama mendorong lahirnya peraturan daerah tentang penataan dan perlindungan hutan konservasi dan masyarakat di sekitar hutan nantu dan Tahura BJ Habibie.

Kemudian kedua, terbentuknya forum multi stakeholder dengan nama Forum Huyula Lo Natura dgn anggota terdiri dari Mitra program GEF SGP, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi Gorontalo dan pemangku kepentingan.

Terbentuknya forum komunikasi lintas sektor ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi antara lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat lokal. Kesepakatan ini mencakup upaya bersama dalam mengatasi tantangan ekologis di wilayah tersebut, dengan fokus pada konservasi keanekaragaman hayati, mitigasi perubahan iklim, penggunaan energi ramah lingkungan, dan rehabilitasi lahan kritis.

“Forum ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan kerjasama yang berkelanjutan untuk mendukung keberhasilan program GEF SGP di Gorontalo,” ujarnya.

Dengan melibatkan berbagai sektor, diharapkan hasil kesepakatan ini akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

Melalui kegiatan ini, GEF SGP Indonesia terus mendukung kelompok masyarakat dan lembaga swadaya dalam menghadapi tantangan ekologis dengan cara-cara yang inovatif dan terjangkau, sejalan dengan fokus bidang kerja seperti konservasi keanekaragaman hayati berbasis masyarakat, mitigasi perubahan iklim, penggunaan energi ramah lingkungan, dan rehabilitasi lahan kritis pada ekosistem-ekosistem yang memiliki manfaat lingkungan global.

Forum ini dihadiri oleh berbagai lembaga mitra GEF SGP Gorontalo, seperti LP3M Universitas Gorontalo, Wire G, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Inhides, Pusat Studi Biologi “Biosfer” UNG, LP2M UNG, Agraria Institut, dan lembaga payung Pusat Studi Ekologi Pesisir Berbasis Kearifan Lokal Jurusan Biologi Fakultas MIPA-UNG.

Turut hadir pula perwakilan dari pemerintah dan komunitas masyarakat, termasuk Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Gorontalo, Bappeda Provinsi Gorontalo, Bappeda Kabupaten Gorontalo, BKSDA Seksi Gorontalo, Dinas Perikanan Kabupaten Gorontalo, serta komunitas masyarakat dari Desa Bondula, Desa Bihe, dan Desa Pangahu, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo. (RG-56)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LP3M UNIGO